Head Line Terkini

Kenali Zona Gempa Megathrust dan Mitigasi di Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak pada Cincin Api Pasifik, memiliki kerentanan tinggi terhadap gempa bumi, khususnya gempa megathrust. Konvergensi lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia di wilayah ini menghasilkan zona subduksi yang dalam dan luas. Zona subduksi ini merupakan wilayah pertemuan dua lempeng tektonik di mana salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya. Akumulasi energi yang besar pada bidang kontak antar lempeng ini dapat memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo sangat besar. 

Zona penunjaman merupakan tempat pertemuan/ interaksi antar lempeng, khususnya yang bersifat tumbukan (convergent). Apabila interaksi tersebut melibatkan dua lempeng yang berbeda, yaitu lempeng benua dan samudera disebut subduksi, sedangkan apabila interaksi antara lempeng sejenis disebut kolisi. Zona subduksi terbentuk akibat tumbukan antara dua lempeng yang berbeda massa jenis, yaitu lempeng benua dan lempeng samudera.

Video Simulasi Gempa di Zona Subduksi Dalam Menciptakan Gempa Megathrust



Contoh Gempa Megathrust yang Bersejarah

  • Gempa Aceh 2004: Gempa megathrust berkekuatan 9,1 skala Richter ini memicu tsunami dahsyat yang menewaskan ratusan ribu orang di wilayah Samudra Hindia.
  • Gempa Tohoku, Jepang 2011: Gempa berkekuatan 9,0 skala Richter ini juga memicu tsunami besar yang menyebabkan kerusakan parah di Fukushima dan memicu krisis nuklir.

Standar Minimal Kekuatan Gempa Megathrust

Secara umum, gempa megathrust didefinisikan sebagai gempa dengan magnitudo 8,0 atau lebih. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada batas yang tegas antara gempa besar dan megathrust. Beberapa ahli mungkin menggunakan ambang batas yang sedikit berbeda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Gempa Megathrust

  • Ukuran zona subduksi: Zona subduksi yang panjang dan luas memiliki potensi untuk menghasilkan gempa megathrust yang lebih besar.
  • Kedalaman hiposenter: Kedalaman di mana gempa terjadi dapat mempengaruhi kekuatan dan dampak gempa.
  • Laju pergerakan lempeng: Laju pergerakan lempeng yang cepat dapat meningkatkan tekanan pada zona subduksi dan meningkatkan risiko terjadinya gempa besar.

Karakteristik Gempa Megathrust

Gempa megathrust memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan gempa bumi lainnya:

  • Magnitudo sangat besar: Potensi magnitudo gempa megathrust dapat mencapai 9 atau lebih, menghasilkan energi yang sangat dahsyat. Energi yang sangat besar: Gempa megathrust melepaskan energi yang setara dengan jutaan bom atom. Gempa ini dapat mengguncang wilayah yang sangat luas, bahkan lintas negara.
  • Luas area patahan: Gempa megathrust melibatkan patahan yang sangat panjang, sehingga dapat memicu guncangan kuat dalam durasi yang lama. Gempa megathrust dapat dirasakan dalam radius ratusan kilometer, menyebabkan kerusakan bangunan, infrastruktur, dan mengancam nyawa manusia. 
  • Potensi tsunami: Deformasi dasar laut yang signifikan akibat gempa megathrust dapat memicu gelombang tsunami dengan ketinggian yang sangat besar. Pergerakan vertikal lempeng tektonik secara tiba-tiba dapat menggeser sejumlah besar air laut, menghasilkan gelombang tsunami.
  • Dampak jangka panjang: Selain kerusakan fisik, gempa megathrust juga dapat memicu bencana sekunder seperti tanah longsor, kebakaran, dan penyakit. 

Zona Megathrust di Indonesia

Beberapa zona megathrust utama di Indonesia antara lain:

  1. Megathrust Aceh-Andaman: Terkenal karena gempa dan tsunami dahsyat pada tahun 2004.
  2. Megathrust Mentawai: Berpotensi menimbulkan gempa besar dan tsunami yang dapat mengancam wilayah Sumatera Barat.
  3. Megathrust Jawa: Membentang di sepanjang selatan Pulau Jawa dan berpotensi memicu gempa besar yang dapat berdampak pada wilayah yang sangat padat penduduknya.
  4. Megathrup Nusa Tenggara: Membentang dari Lombok hingga Timor, juga memiliki potensi gempa besar.
  5. Megathrust Papua: Terletak di bagian timur Indonesia dan menjadi ancaman bagi wilayah Papua dan sekitarnya.

Catatan Sejarah Gempa Megathrust di Indonesia dapat di Lihat pada Gambar berikut ini 

Keterangan : Kode Tanda Tanya pada Gambar dikenal dengan zona seismik gap

Zona penunjaman Busur Sunda yang terletak di selatan Jawa saat ini cukup aktif yang dibuktikan dengan sering terjadi gempa bumi. Gaya tektonik yang bekerja pada zona penunjaman tentu akan terjadi penumpukan energi, dan suatu ketika energi tersebut akan dilepas menjadi gempa bumi. Berdasarkan referensi yang dikumpulkan (Newcomb dan McCan, 1987; Okal, 2012) dan catatan BG, kejadian gempa bumi di Busur Sunda setelah tahun 1900 pernah terjadi pada tahun 1903 (M 7,9), 1921 (M 7,3), 1937 (M 7,2), 1994 (M 7,8) dan 2007 (M 7,7). Menurut perhitungan para ahli kebumian, gempa bumi bersumber dari zona penunjaman Busur Sunda terutama dari zona megathrust di selatan Jawa diperkirakan kekuatannya mencapai magnitudo delapan, sehingga diperkirakan berpotensi terjadi tsunami. Data tersebut dipergunakan untuk melakukan pemodelan bahaya gempa bumi dan tsunami dengan kondisi kasus terburuk guna mendukung upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami. Hal ini dilakukan juga oleh BG dalam menyusun Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi (KRBG) dan Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami (KRBT). Kejadian gempa bumi dan tsunami hingga kini belum dapat diramal menyangkut waktu, kekuatan dan lokasinya, sehingga upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan upaya mitigasi yang dilakukan secara struktural dan non struktural. Mitigasi struktural dilakukan melalui pembangunan fisik untuk dapat mengurangi jenis-jenis bahaya  gempa bumi dan tsunami. Mitigasi non struktural dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pemerintah setempat dan penduduk yang bermukim dan beraktivitas di KRBG dan KRBT guna menghadapi ancaman potensi bencana gempa bumi dan tsunami.

Zona penunjaman Busur Sunda dengan beberapa kejadian gempa bumi magnitudo besar (Mukti dan Aribowo, 2017)

Peta sebaran 13 Sekmen sumber gempa bumi zona Megathrust di Indonesia (Pusgen, 2017) di bawah ini yang di Publis pada Tiap Sekmen di Kawasan Indonesia dapat dilihat pada peta Berikut

16 Sekmen Zona Megathrust di Indonesia Data lain yang sering kita Lihat Nampak pada Peta Berikut ini

Informasi tersebut disadasarkan pada Potensi Maksimum gempa bumi yang dapat di hasilkan pada suatu Sekmen dengan menggunakan Parameter Panjang Jalur Sesar dan Laju Gesernya.

Lihat Juga : 
Potensi Tsunami di Sektor Megathrust Segmen Enggano dan Segmen Sunda-Banten Dapat Dilihat 👉DISINI👈 
Lempeng Burma di Kawasan Aceh Paling Barat Indonesia dan Data Gempanya ðŸ‘‰DISINI👈
Catatan Faktor Pembentuk Tsunami Indonesia ðŸ‘‰DISINI👈 
Potensi Gempa Megathrust 9,1 SR dengan Tsunami Hingga 20,2 Meter di Selatan Jawa ðŸ‘‰DISINI👈 

Dampak Megathrust

Dampak dari gempa megathrust sangatlah luas dan kompleks, meliputi:

  1. Kerusakan Infrastruktur: Bangunan, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya dapat mengalami kerusakan parah bahkan hancur total.
  2. Tsunami: Gempa megathrust yang terjadi di bawah laut dapat memicu tsunami dengan gelombang yang sangat tinggi, menghancurkan wilayah pesisir dalam hitungan menit.
  3. Likuefaksi: Tanah di daerah tertentu dapat kehilangan kekuatannya dan menjadi seperti lumpur akibat guncangan gempa, menyebabkan bangunan amblas.
  4. Longsor: Gempa dapat memicu longsor, terutama di daerah perbukitan atau pegunungan.
  5. Korban Jiwa: Jumlah korban jiwa akibat gempa megathrust dan tsunami bisa mencapai ribuan bahkan ratusan ribu orang.
  6. Dampak Ekonomi: Gempa megathrust dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar akibat kerusakan infrastruktur, terganggunya aktivitas perekonomian, dan hilangnya mata pencaharian.

Upaya Mitigasi

Untuk mengurangi risiko bencana akibat gempa megathrust, diperlukan upaya mitigasi yang komprehensif, meliputi:

  • Peningkatan pemahaman: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko gempa megathrust dan pentingnya mitigasi melalui Melalui pendidikan, sosialisasi, dan Simulasi kepada masyarakat diharapkan lebih siap menghadapi bencana.
  • Pengembangan sistem peringatan dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif untuk memberikan peringatan dini terhadap gempa bumi dan tsunami. Penelitian terus-menerus diperlukan untuk memahami lebih baik tentang gempa megathrust dan mengembangkan teknologi mitigasi yang lebih canggih.
  • Penguatan infrastruktur: Membangun bangunan dan infrastruktur yang tahan gempa, serta melakukan retrofitting pada bangunan-bangunan yang sudah ada. Informasi tentang gempa megathrust dapat digunakan untuk merencanakan tata ruang yang aman dan menghindari pembangunan di daerah yang rawan bencana.
  • Penyusunan rencana kontingensi: Menyusun rencana kontingensi yang komprehensif untuk penanganan darurat dan pemulihan pasca bencana.

Contoh Upaya Mitigasi:

Kesimpulan

Ancaman gempa megathrust di Indonesia merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya mitigasi yang berkelanjutan sangat penting untuk dilakukan. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat sistem peringatan dini, kita dapat mengurangi dampak buruk dari bencana gempa bumi dan tsunami.

Tidak ada komentar