Sebaran Persentase Keluarga Beresiko Stunting, Miskin Ekstrem dan Miskin di Indonesia
Dalam Grafik di atas Indonesia menduduki peringkat ke 2 di Asia Tenggara dengan Persentasi Penderita Stunting Usia Balita Terbesar setelah Timor Leste pada Tahun 2020. Hal ini mengindikasikan Jumlah penduduk Miskin di Indonesia Tinggi.
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Berikut ini Adalah Peta Interaktif Sebaran Persentase Keluarga Beresiko Stunting Miskin Ekstrem dan Miskin (Provinsi, PK 2022)
Silahkan Sahabat Sesuaikan dulu apa yang ingin sahabat ketahui dan Tunggu sebentar (Mungkin sedikit agak Lama) hingga Data Selesai Memuat permintaan sahabat.
Informasi ini Cukup membantu dalam Memahami Materi Dinamika Penduduk termasuk kesehatan dan kemiskinan serta Materi Ketahanan Pangan Keluarga di Indonesia Pada Mata Pelajaran geografi Kelas 11. Data ini juga Dapat digunakan sebagai Stimulus awal dalam Diskusi Kelompok dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan atau Problem Solving
Menurut hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023 yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selama semester I-2023, terdapat 13,1 juta keluarga berisiko stunting di Indonesia. Namun pada semester II-2023, jumlah tersebut turun 1.7 juta, menjadi 11.3 juta keluarga berisiko stunting.
Prevalensi stunting 2023 saat ini menggunakan data 2022 yaitu 21,6 persen. Menurut siaran pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2023 yang disampaikan 6 Oktober 2023, prevalensi stunting ditargetkan akan menyentuh 14 persen pada 2024
Tidak ada komentar