Pada Tanggal 28 Juni 1926 jam 3:23 UTC dan jam 6:16 UTC gempa ganda di sepanjang Sesar Sumatera, merusak di Padang Panjang dan Bukittinggi dengan magnitudo M6.6-6.4 Sumatera Barat (Indonesia), menewaskan 400 orang. Gempa tersebut Terasa hingga di Singapura.
Perulangan Gempa darat di Sumatera barat lainnya terjadi pada tahun 1943 dengan magnitudo 7,3 SR dan tahun 2007 dengan Magnitudo 6,3 SR dan 6,4 SR.
Gempa-gempa tersebut terjadi di Segmen Sumani.
Ujung utara segmen ini berada di sisi utara Danau Singkarak, lalu menyisir sisi barat daya danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di utara Danau Diateh tenggara Gunung Talang. Panjang segmen 90 Km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M7,2 dengan Laju geser 23 mm/Tahun.
Secara Spesisifk Sesar Segmen Sumani Memiliki Laju geser 14 mm/tahun dengan Magnitudo maksimum Gempa di Sesar ini M 7,1. Sementara Sesar Sianok sambungan di tenggara Sumani, memiliki Laju geser 14 mm/tahun dengan magnitudo maksimum gempa yang dapat dihasilkan 7,4 SR.
INATEWS BMKG juga merekam Aktivitas gempa darat Mematikan di Sumatera Barat yang di himpun sebagai berikut :
Magnitudo: 5.5 Waktu Kejadian: 21-07-2018 Lokasi: V Gunung Talang;III-IV Kota Padang;II-III Padang Panjang;II Painan;II-III Pariaman;III Bukittinggi;II Sawahlunto;II Sijunjung. Kedalaman: 10 Km. Gempa yang melanda Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia pada tanggal 21 Juli 2018, Pukul 14.58 WIB. Pusat gempa berada di 15 Km Tenggara Kota Solok ini, tepatnya di Kecamatan Gunuang Talang, Kabupaten Solok dengan kedalaman 21 Km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Solok, Kota Padang, Pesisir Selatan, Kota Solok, Bukittinggi bahkan hingga Kabupaten Dharmasraya.
Guncangan gempa bumi terkuat berada di wilayah Kabupaten Solok terutama Kecamatan Gunuang Talang, lalu Kota Padang dan Kota Solok berupa guncangan III-V MMI. Data sementara menyebutkan 1 orang meninggal dunia merupakan warga Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunuang Talang karena tertimpa dinding rumahnya yang roboh. Sedangkan 2 orang mengalami luka-luka. Sementara itu, rumah warga yang rusak tercatat sebanyak 23 unit, tersebar di Kabupaten Solok. Dampak gempa terparah berada di kecamatan Danau Kembar dan Lembah Gumanti. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis Sesar geser mendatar.
Magnitudo: 5
Waktu Kejadian: 10-09-2014
Lokasi: V Batusangkar, Padang Panjang; IV Sicincin, Bukittinggi; III Padang
Kedalaman: 10 Km
Magnitudo: 5.6
Waktu Kejadian: 16-02-2004
Lokasi: IV-V Padangpanjang; IV Padang; III-IV Batusangkar, Bukittinggi; Pekanbaru
Kedalaman: 33 Km
Kejadian Gempa Padang pada 6 Maret 2007
Magnitudo: 6.3 Waktu Kejadian: 06-03-2007. Lokasi: VI Padang; IV Duri; III Pekanbaru; II Medan, Padangpanjang, Selatpanjang; III Malaysia, Singapura. Kedalaman: 31 Km. Magnitudo: 6.3 Waktu Kejadian: 06-03-2007 Lokasi: VIII Bukittinggi, Payakumbuh, Solok; V Padang; IV Pekanbaru; III Duri, Jambi, Kep Riau, Dumai, Padangsidempuan; IV Johor Baru; II-III Malaysia; III Singapura. Kedalaman: 33 Km
Perulangan Gempa ini menyebabkan di daerah Tanah Datar merusak baik bangunan warga, sekolah, perkantoran dan rumah ibadah. Untuk rumah rusak berat 3.110 buah, rusak sedang 3.437 buah dan rusak ringan 3.551 buah. Untuk Sekolah rusak berat 68 buah, rusak sedang 30 dan rusak ringan 40. Untuk Kantor rusak berat 18 buah, rusak sedang 9 buah dan rusak ringan 10 buah. Untuk Masjid/Mushalla rusak berat 74 buah, rusak sedang 28 buah dan rusak ringan 48 buah.
Di Kota Padang Panjang data di Posko Penanggulangan Gempa 11 Maret 2007 menunjukkan fisik bangunan yang rusak bernilai sekitar Rp146,1 M. Kerusakan rumah penduduk Rp94,2 M dengan rincian 707 rusak berat (RB), 1,519 rusak sedang (RS) dan 1.843 rusak ringan (RR). Gedung kantor pemerintah yang rusak senilai Rp12 M (2 RB, 11 RS dan 25 RR). Sarana pendidikan SD negeri Rp 12,3 M (26 RB, 5 RS dan 14 RR), SMTP/SMTA/PT negeri dan swasta Rp 16,5 M (13 RB, 7 RS dan 13 RR). Sarana kesehatan Rp 2,5 M, rumah ibadah Rp 1 M, jalan Rp 5M.
Menurut kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Padang Panjang pada hari kedua, untuk jumlah gempa yang terjadi mencapai 226 kali. Pada hari Kamis 8 Maret 2007 sampai tengah hari terjadi 45 kali gempa dengan intensitas antara 3,3 skala Richter hingga 4,2 skala Richter.
Bencana gempa bulan Maret 2007 ini telah merusak bangunan milik pemerintah dan warga, serta menyebabkan jatuhnya sejumlah korban tewas dan luka-luka. Jalan Padang-Bukit tinggi dan Padang-Solok sempat macet karena tertimbun tanah longsor. Selain itu gempa tersebut diperkirakan memicu aktivitas Gunung Talang. Sebuah ngarai baru sepanjang 3 km di nagari Gunung Rajo diperkirakan terbentuk akibat gempa. Jumlah korban tewas dalam bencana ini pada tanggal 6 Maret dilaporkan mencapai 70 orang. Namun pada hari berikutnya Gubernur Sumatra Barat Gamawan Fauzi meralat jumlah korban menjadi 52 orang, dengan alasan beberapa korban dihitung ganda. Sumber lain menyebut 68 tewas; lebih dari 460 luka serius akibat double gempa ini.
Kejadian Gempa Padang pada 8-9 Juni 1943
Gempa utama pertama terjadi pada 8 Juni pukul 20:42 UTC. Guncangan ini menghancurkan segmen Suliti yang terletak di bagian selatan Danau Diatas, bagian Sesar Besar Sumatera. Kekuatannya diperkirakan sebesar Mw 7.2 atau Ms 7.1.
Gempa utama kedua terjadi pada 9 Juni pukul 03:06 UTC. Guncangan ini memecahkan segmen Sumani dan mungkin bagian barat laut dari segmen Suliti. Kekuatannya diperkirakan Mw 7,5, atau Ms 7.4.
Gempa Double tersebut menyebabkan Alahan Panjang luluh lantak akibat gempa bumi.
Kejadian Gempa Padang pada 28 Juni 1926
Gempa bumi Padang Panjang 1926 adalah gempa bumi berkekuatan 7,6 SR yang berpusat di Padang Panjang dan terjadi pada 28 Juni 1926. Gempa ini mengakibatkan sejumlah kerusakan di berbagai tempat, tanah terbelah dan longsor seperti di Kubu Karambia dan Simabua. Selain di Padang Panjang, gempa ini juga dirasakan di sekitar Danau Singkarak, Bukittinggi, Danau Maninjau, Solok, Sawahlunto, dan Alahan Panjang.
Gempa yang meluluhlantakkan Padang Panjang dan sekitarnya ini diperkirakan telah menelan setidaknya 354 korban jiwa. Gempa susulan juga mengakibatkan kerusakan pada sebagian Danau Singkarak. Di Kabupaten Agam, sebanyak 472 rumah roboh di 25 lokasi, 57 orang meninggal, dan 16 orang luka berat. Di Padang Panjang sendiri 2.383 rumah roboh dan 247 orang meninggal.
Dalam sebuah Cuitan @widjokongko
Gempa Ganda/GG jarang terjadi (<10% dari M>5 (?)), tapi di darat bisa sangat merusak infrastruktur yg sudah lemah karena goncangan pertama. Sesar Sumatra/Semangko punya sejarah Gempa Ganda ini dengan ratusan korban. Gempa tidak membunuh, tapi bangunan runtuhlah penyebabnya.
Diharapkan Artikel ini Dapat memberikan Informasi cukup rinci terutama bagi para Pejabat Publik daerah dalam rangka penguatan Peraturan daeran terkait Mitigasi kebencanaan termasuk Penguatan Implementasi pada Struktur Bangunan Tahan gempa di kawasan Sumatera barat.
Sebuah Utas dari Kelas Bencana
Tidak ada komentar