Head Line Terkini

Model Sekolah Aman Dalam Mendukung Program Mitigasi Kebencanaan

 Sasaran Sekolah Aman yang Komprehensif

  1. Melindungi siswa dan pendidik dari kematian, cedera, dan bahaya di sekolah
  2. Merencanakan keberlangsungan pendidikan dalam menghadapi bahaya dan ancaman yang sudah diperkirakan • Melindungi investasi di sektor pendidikan
  3. Memperkuat pengurangan risiko dan ketahanan melalui pendidikan

Pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana

  1. Mengembangkan dan menyosialisasikan adaptasi pesan kunci berbasis konsensus yang dapat ditindaklanjuti di tingkat nasional dan lokal untuk pengurangan risiko bencana di rumah tangga dan masyarakat.
  2. Mengembangkan dan menyosialisasikan model 'ruang lingkup dan urutan' yang komprehensif untuk pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dalam Pengurangan Risiko Bencana.
  3. Mengembangkan dan menyosialisasikan sarana manajemen pengetahuan untuk memungkinkan pembagian (sharing), pemberian peringkat pengguna, penggunaan kembali, penyesuaian, dan pengujian dampak materi pendidikan.
  4. Mengembangkan dan menyosialisasikan materi pendidikan agar memenuhi berbagai kebutuhan anak dari berbagai usia, jenis kelamin, dan disabilitas.
  5. Mendorong peluang pertukaran pengalaman dan pembuatan bukti secara global, regional, nasional, dan bersama rekan sejawat (peer-topeer).

Tiga Pilar Sekolah Aman yang Komprehensif

Sekolah Aman yang Komprehensif diatur melalui kebijakan dan praktik pendidikan yang selaras dengan penanggulangan bencana di sekolah tingkat nasional, regional, kabupaten/kota, dan lokal. Sekolah Aman yang Komprehensif bertumpu pada tiga pilar:

  • Fasilitas Sekolah Aman

  Memilih lokasi sekolah yang aman serta menerapkan desain dan konstruksi tahan bencana yang inklusif agar setiap sekolah baru menjadi sekolah aman.

  Melaksanakan rencana kajian dan prioritas untuk memperkuat atau mengganti sekolah yang tidak aman (termasuk merelokasi).

  Meminimalkan risiko struktural, nonstruktural, dan infrastruktural agar bangunan dan fasilitas aman untuk menyelamatkan diri dan evakuasi.

  Menyertakan akses dan keamanan bagi orang dengan disabilitas saat merancang dan membangun fasilitas sekolah.

  Merancang sekolah agar memenuhi kebutuhan hunian sementara jika direncanakan sebagai hunian sementara masyarakat, dan memastikan perencanaan fasilitas pengganti yang sesuai untuk kelangsungan pendidikan.

  Memastikan agar akses anak ke sekolah bebas dari risiko fisik (misalnya, jalur pejalan kaki atau penyeberangan jalan dan sungai).

  Menyesuaikan fasilitas air dan sanitasi dengan potensi risiko (misalnya, toilet berjajar dan tadah hujan).

  Menerapkan intervensi cerdas iklim untuk meningkatkan keamanan air, energi, dan pangan (misalnya, panen air hujan, panel surya, energi terbarukan, kebun sekolah).

  Merencanakan pemantauan, pembiayaan, dan pengawasan berkelanjutan untuk pemeliharaan fasilitas yang sedang berlangsung dan keamanan.

  Mencegah dan menanggapi serangan terhadap pendidikan, termasuk penggunaan sekolah oleh pihak-pihak yang terlibat konflik bersenjata.

• Melibatkan masyarakat dalam pembangunan dan penguatan sekolah aman

  • Manajemen Bencana di Sekolah

    1. Membentuk komite tingkat nasional dan/atau subnasional dan penanggung jawab purnawaktu untuk memimpin pelaksanaan upaya menuju sekolah aman yang komprehensif.
    2. Mengidentifikasi penanggung jawab pengurangan risiko dan ketahanan berbasis sekolah maupun di tingkat subnasional untuk dilatih sebagai pemimpin dan pelopor sekolah aman.
    3. Menyediakan kebijakan dan pedoman di tingkat subnasional dan lokasi sekolah bagi kajian dan perencanaan multibahaya berbasis lokasi, pengurangan risiko, dan kesiapsiagaan tanggap bencana yang sedang berlangsung. Semua aspek ini harus diintegrasikan ke dalam perencanaan manajemen dan perbaikan sekolah biasa.
    4. Mengembangkan, melatih, melembagakan, memantau, dan mengevaluasi komite sekolah. Komite harus diberdayakan untuk memimpin pelaksanaan identifikasi dan pemetaan semua bahaya yang dihadapi sekolah dan masyarakat setempat, serta merencanakan tindakan untuk kegiatan pengurangan risiko dan kesiapsiagaan yang sedang berlangsung. Dorong para staf, siswa, orang tua, dan pemangku kepentingan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pekerjaan ini.
    5. Menetapkan rencana kontingensi nasional dan subnasional untuk mendukung kelangsungan pendidikan, berdasarkan Standar Minimum Pendidikan dalam Keadaan Darurat dari Jaringan Antaragensi untuk Pendidikan dalam Keadaan Darurat (INEE). Rencana ini harus mencakup rencana dan kriteria untuk membatasi penggunaan sekolah sebagai hunian sementara.
    6. Merencanakan kelangsungan pendidikan (misalnya, mengidentifikasi lokasi ruang belajar sementara dan model pembelajaran alternatif).
    7. Menyertakan kebutuhan anak prasekolah dan putus sekolah, anak dengan disabilitas, serta perempuan dan laki-laki.
    8. Menghubungkan sektor pendidikan dan penanggulangan bencana, serta kebijakan dan rencana keamanan umum di setiap tingkat organisasi sosial (tingkat nasional, subnasional, lokal, dan lokasi sekolah). Bangun keterkaitan komunikasi dan koordinasi lintas sektor.
    9. Menetapkan prosedur operasi standar sesuai kebutuhan untuk menghadapi bahaya dengan maupun tanpa peringatan. Prosedur ini mencakup evakuasi gedung, titik kumpul yang aman, evakuasi ke pengungsian yang aman, tempat berlindung dalam gedung, penguncian, dan penyatuan kembali keluarga yang aman. Sesuaikan prosedur operasi standar dengan konteks khusus tiap sekolah.
    10. Mempelajari aturan keamanan untuk bahaya tertentu yang dihadapi.
    11. Melibatkan sekolah agar sistem peringatan dini dan tindakan dini menjadi berarti dan efektif.
    12. Melibatkan sekolah dalam membangun kohesi sosial dan perdamaian.
    13. Mengadakan latihan simulasi rutin yang melibatkan seluruh warga sekolah dan terhubung dengan masyarakat untuk melatih, mengevaluasi secara kritis, dan meningkatkan kesiapsiagaan tanggap bencana.

Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana
  • Mengembangkan pesan kunci nasional yang berbasis bukti dan konsensus serta berorientasi pada tindakan untuk pengurangan risiko dan ketahanan di keluarga. Hal ini akan menjadi landasan bagi pendidikan formal dan nonformal serta kampanye dan sosialisasi kesadaran publik. 
  • Melibatkan siswa dan staf dalam kegiatan nyata penanggulangan bencana di sekolah dan masyarakat, termasuk memetakan bahaya, mengembangkan rencana kontingensi berbasis sekolah, dan mengadakan simulasi sekolah rutin untuk bahaya terkait. 
  • Mengembangkan 'ruang lingkup dan urutan' untuk memperinci hasil dan kompetensi pembelajaran untuk mengintegrasikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum reguler di semua tingkatan. 
  • Memasukkan pengurangan risiko ke seluruh kurikulum dan menyediakan pedoman untuk mengintegrasikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana ke dalam mata pelajaran yang memuat topik terkait (carrier subject). 
  • Mengembangkan materi belajar mengajar yang berkualitas untuk siswa dan guru. Bahas semua dimensi pendidikan pengurangan risiko bencana: cara melakukan analisis risiko multibahaya (termasuk risiko bahaya dengan penyebab alami dan manusia, serta kekerasan dan konflik); memahami pendorong risiko dan langkah-langkah mitigasi risiko; mengidentifikasi dan menyebarluaskan pesan kunci untuk keamanan dan kesiapsiagaan; membangun kapasitas pengurangan risiko bencana masyarakat; serta membangun kohesi sosial dan budaya keamanan dan ketahanan. 
  • Menyediakan pelatihan guru prajabatan dan dalam-jabatan tentang materi dan metode kurikulum pengurangan risiko bencana. 
  • Mengembangkan strategi untuk mendorong para guru agar mengintegrasikan topik-topik ini ke dalam kurikulum formal, serta mengembangkan pendekatan nonformal dan ekstrakurikuler bersama masyarakat setempat.

Landasan perencanaan Sekolah Aman yang Komprehensif adalah kajian risiko multibahaya. Perencanaan ini seharusnya menjadi bagian dari Sistem Informasi Manajemen Pendidikan di tingkat nasional, subnasional, dan lokal. Ini merupakan bagian dari analisis yang lebih luas terhadap kebijakan dan manajemen di sektor pendidikan yang memberikan basis bukti untuk perencanaan dan tindakan.

Tujuan Sekolah Aman 

Kerangka kerja Keamanan Sekolah Komprehensif bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh semua bahaya terhadap sektor pendidikan. Selama dekade terakhir, para aktivis pembela hak anak telah bekerja sama untuk:

  1. Meningkatkan akses yang setara dan aman ke pendidikan dasar yang berkualitas, inklusif, dan terpadu bagi anak
  2. Memantau dan mengevaluasi kemajuan inisiatif-inisiatif yang mengurangi risiko bencana dan konflik
  3. Meningkatkan ketersediaan dan akses bukti terkait bahaya (seperti data sistem peringatan dini multibahaya dan informasi risiko bencana)
  4. Menggalakkan pengurangan risiko dan ketahanan di sektor pendidikan. Ini juga mencakup fokus yang jelas pada kesepakatankesepakatan utama internasional (misalnya, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030)
  5. Memperkuat koordinasi dan jaringan untuk ketahanan, dari tingkat lokal hingga tingkat nasional, regional, dan internasional
  6. Memperkuat tata kelola pendidikan dan partisipasi lokal untuk mencegah dan mengurangi paparan bahaya dan kerentanan terhadap semua bahaya dan risiko, meningkatkan kesiapsiagaan tanggap bencana dan pemulihan, dan memperkuat ketahanan.

Inti dari upaya-upaya tersebut adalah untuk mengakui hak-hak anak atas kelangsungan hidup dan perlindungan, serta hak-hak mereka atas keberlangsungan dan partisipasi pendidikan. Upaya-upaya tersebut dimaksudkan agar berpusat pada anak, bersifat inklusif, partisipatif, dan berbasis bukti. Semua anak harus dibantu untuk dapat berpartisipasi dalam semua aspek Sekolah Aman yang Komprehensif. Dengan begitu, mereka dapat lebih terlindungi dan energi, pengetahuan, serta ide-ide mereka dapat membantu membentuk keberlanjutan jangka panjang.

Kerangka kerja Sekolah Aman yang Komprehensif menjadikan upaya terpadu tersebut lebih terfokus. Tujuannya adalah agar para mitra di sektor pendidikan bekerja dengan lebih efektif dan terhubung dengan upayaupaya serupa di tingkat global, regional, nasional, dan lokal di semua sektor.

Keselarasan Kerangka Kerja Sekolah Aman yang Komprehensif dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2015-2030 dan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana. Hasil yang diharapkan dari pengintegrasian Sekolah Aman yang Komprehensif ke dalam kebijakan dan praktik Pembangunan Berkelanjutan dan Pengurangan Risiko Bencana.

  1. Meningkatkan akses pendidikan yang setara, inklusif, dan aman bagi semua anak.
  2. Mengembangkan dan memperkuat institusi, mekanisme dan jaringan koordinasi, dan kapasitas nasional untuk membangun ketahanan terhadap bahaya dan ancaman yang dihadapi sektor pendidikan di tingkat internasional, nasional, subnasional, dan lokal.
  3. Menyertakan pendekatan pengurangan risiko bencana ke dalam pelaksanaan program kesiapsiagaan, tanggap darurat bencana, dan pemulihan disektor pendidikan.
  4. Memantau dan mengevaluasi kemajuan inisiatif untuk mengurangi risiko bencana dan konflik.
  5. Meningkatkan ketersediaan dan akses bukti terkait bahaya, seperti data sistem peringatan dini multibahaya dan informasi risiko bencana.

Target 'Sendai Seven' untuk sektor pendidikan

 

Target "Sendai Seven"  Target Global untuk Sektor Pendidikan

1. Secara substansial mengurangi angka kematian akibat bencana global pada tahun 2030, dengan tujuan menurunkan angka kematian global rata-rata per 100.000 antara 2020-2030 dibandingkan dengan 2005-2015.

Meminimalkan angka kematian dan cedera karena dampak bahaya di sekolah.

2. Secara substansial mengurangi jumlah orang yang terkena dampak bencana secara global pada tahun 2030, dengan tujuan menurunkan angka rata-rata global per 100.000 antara 2020-2030 dibandingkan dengan 2005-2015.

Secara substansial mengurangi jumlah siswa sekolah yang terkena dampak bencana dalam

3. Mengurangi kerugian ekonomi langsung akibat bencana terkait Produk Domestik Bruto (PDB) global pada tahun 2030.

Mengurangi kerugian investasi di sektor pendidikan karena dampak bahaya.

4. Secara substansial mengurangi kerusakan akibat bencana pada infrastruktur penting dan gangguan layanan dasar, di antaranya fasilitas kesehatan dan pendidikan, termasuk mengembangkan ketahanannya pada tahun 2030.

Meminimalkan hari sekolah yang hilang karena dampak bahaya.

5. Secara substansial meningkatkan jumlah negara yang memiliki strategi Pengurangan Risiko Bencana nasional dan lokal pada tahun 2020.

Negara-negara memiliki strategi pengurangan risiko bencana di sektor pendidikan.

6. Secara substansial meningkatkan keterlibatan negara-negara berkembang dalam kerja sama internasional melalui dukungan yang memadai dan berkelanjutan dalam rangka menyempurnakan aksi nasional mereka untuk menerapkan kerangka kerja ini pada tahun 2030.

Negara-negara bekerja sama untuk mencapai Sekolah Aman yang Komprehensif.

7. Secara substansial meningkatkan ketersediaan dan akses sistem peringatan dini multibahaya serta informasi dan kajian risiko bencana bagi masyarakat pada tahun 2030.

Sekolah memiliki akses sistem peringatan dini dan menggunakannya.

Prioritas Kerangka Kerja Sendai di Sektor Pendidikan

Tidak ada komentar