Mengenal Sesar Palu Koro dan Ancamannya
Artikel ini di Tulis sebagai Pendalaman Materi Sesar dan Gempa Bumi pada Geografi Fase E Kelas X dan Mitigasi Bencana pada Geografi Kelas XI Fase F
Sesar Palu-Koro atau sistem sesar Palu-Koro merupakan suatu sistem zona patahan sesar mendatar mengkiri besar aktif yang memanjang dari utara-barat laut ke selatan-tenggara di pulau Sulawesi di Indonesia. Sesar tersebut memanjang dari dekat Dondowa, Kabupaten Luwu Utara, di selatan, di mana itu bertemu Sesar Matano. Sesar tersebut memanjang terus ke utara, lepas pantai melewati Teluk Palu dan melintas di sisi barat Semenanjung Minahasa, sebelum akhirnya bertemu dengan Zona Subduksi Sulawesi Utara. Meskipun ini adalah sesar mendatar (Sesar Geser), ada beberapa titik di mana sesar tersebut bergerak tegak lurus. Dekat kota Palu, sesar ini membentuk sisi barat Cekungan Palu, suatu cekungan tarik terpisah kecil yang berkembang sejalan sistem sesar.
Saat ini laju pergerakan di sepanjang Sesar Palu-Koro diperkirakan berada di kisaran 30-40 mm per tahun, dibandingkan dengan laju rata-rata 40-50 mm per tahun selama kurun waktu 5 juta tahun terakhir.
Sutopo Purwo Nugroho, pihak Humas BNPB lebih lanjut menyatakan bahwa sendimen tersebut belum terkonsolidasi dengan kuat sehingga ketika diguncang gempa terjadi longsor. Di lain tempat selain Donggala, adanya gempa lokal yang membuat tsunami tak sebesar di Donggala. Di Teluk Palu yang jaraknya lebih dekat dengan pusat gempa diperkirakan terlebih dahulu mengalami tsunami setinggi 1,5 meter. Pukul 18.37 WITA, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami akibat gempa ini.
Ada hal menarik ternyata pergerakan yang terekam dari satelit ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan Gempa Palu September 2018 ini disebabkan oleh pecahan baru dari Patahan Palu-Koro. Atau patahan lama yang belum terpetakan selama ini karena tertutup oleh sedimen yang muda.
- 1 Desember 1927. Ini adalah gempa paling tua di sesar Palu Koro. Gempa saat itu berkekuatan 6,5 SR yang disusul tsunami. Korba meninggal mencapai 14 ornag.
- 30 Januari 1930. Gempa terjadi di pantai barat Kabupaten Donggala. Tak tercatat berapa kekuatan gempa saat itu. Namun menurut Sutopo, gempa menyebabkan tsunami setinggi dua meter.
- 14 Agustus 1938. Gempa terjadi dengan kekuatan 6 SR di Teluk Tambu, Kabupaten Donggala. Saat itu gempa menimbulkan tsunami setinggi 8-10 meter di pantai barat Donggala. Sebanyak 200 orang meninggal dan 790 rumah rusak akibat gempa dan tsunami itu. "Seluruh desa di pesisir pantai barat Donggala hampir tenggelam,".
- 1 Januari 1996. Gempa dengan kekuatan 7,4 SR berpusat di selat Makassar mengakibatkan tsunami di pantai barat Kabupaten Donggala dan Toli-Toli. Masih pada tahun 1996 gempa terjadi di Desa Bankir, Tonggolobibi dan Donggala mengakibatkan sembilan orang tewas dan bangunan rusak parah. Gempa juga menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang 3,4 meter menyapu hingga 300 meter ke daratan.
- 11 Oktober 1998. Kabupaten Donggala kembali digoncang gempa dengan kekuatan 5,5 SR. "Ratusan bangunan rusak parah akibat gempa,".
- 24 Januari 2005. Gempa Donggala berkekuatan 6,2 SR. Pusat gempa terletak di 16 km arah tenggara Kota Palu. Akibatnya, 100 rumah rusak, satu orang meninggal dan empat orang luka-luka.
- 17 November 2008. Gempa dengan kekuatan 7,7 SR di Laut Sulawesi dan mengguncang Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah dan menelan empat korban jiwa.
- 18 Agustus 2012. Gempa menguncang Kabupaten Sigi dengan kekuatan 6,2 SR. Delapan orang meninggal dan tiga kecamatan terisolir.
Tidak ada komentar