Aceh juga dilintasi sistem Sesar Raksasa Sumatera (Sumatera Great Fault Zone) di daratan, memanjang dari Teluk Semangko di Lampung hingga menuju Pulau Sabang dan Laut Andaman.
Lokasi gempa Pidie Jaya dan Aceh Tengah dan lokasi stasiun seismik lokal di Aceh
Sesar darat terpanjang kedua di dunia setelah Sesar San Andreas di Amerika Serikat itu kemudian memicu banyak percabangan berbentuk sesar-sesar aktif lokal dan memicu gempa-gempa darat yang merusak.Gempa bumi dan mekanisme fokal di Aceh yang dirilis oleh International Seismological Centre (2017)
Menurut penelitian ahli gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman, sejak 1890 sudah terjadi sedikitnya 21 gempa besar di sepanjang patahan "besar" Sumatera. Artinya, patahan berpotensi melepaskan satu hingga dua kali gempa besar setiap dekade.
Di Aceh, Sesar Besar Sumatera terpetakan beberapa, di antaranya Sesar :
- segmen Aceh dengan panjang Sesar 200 km Sumber Lain 232 km. Laju geser Tahunan sesar ini 2 mm/tahun. Dengan laju geser dan panjang Sesar tersebut, Sesar ini Memiliki Magnitudo Maksimum gempa 7,7 SR
- Segmen Seulimeum dengan panjang 120 km. Laju geser Tahunan sesar ini 2,5 mm/tahun. Dengan laju geser dan panjang Sesar tersebut, Sesar ini Memiliki Magnitudo Maksimum gempa 7,5 SR
- Segmen Tripa dengan panjang 180 km Sumber Lain 286 km.Laju geser Tahunan sesar ini 6 mm/tahun. Dengan laju geser dan panjang Sesar tersebut, Sesar ini Memiliki Magnitudo Maksimum gempa 7,7 SR
Selain itu, terdapat pula struktur sesar lokal lain, seperti Sesar Lhokseumawe dengan panjang sekitar 36 kilometer. dan Sesar Samalanga-Sipopok. Sistem sesar aktif di Wilayah Tenggara Aceh
Sesar Pidie kemungkinan menerus hingga Dataran Tinggi Gayo yang memicu gempa 2013."Mengacu data yang dikirim Tim Pemutakhiran Peta Gempa Indonesia 2016, secara historis pernah terjadi gempa di zona Sesar Pidie itu, yaitu tahun 1942 berkekuatan 6,8 M dan tahun 1967 berkekuatan 6,1 M.
Para peneliti gempa Aceh dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDRMC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) baru-baru ini, menemukan adanya sesar atau patahan gempa baru di wilayah Lokop Aceh Timur. Temuan itu menambah jumlah patahan gempa yang telah ada saat ini, yang juga dapat memicu gempa lainnya di Aceh. Posisinya sangat dekat dengan Langsa, di daerah Lokop. Bentuknya agak hampir mengarah dari timur ke barat, agak melengkung sedikit. Sesar di daerah ini adalah sesar naik. Sesar Pining yang ada terletak di Aceh Tenggara memanjang ke wilayah Pining, Gayo Lues, yang terlihat sangat aktif.
Sesar Batee yang menjurus mulai dari daerah Beutong, Nagan Raya, sampai ke Aceh Selatan. sesar Bate memiliki pangjang sekitar 131 kilometer, namun yang aktif itu di daerah percabangan dekat dengan Beutong dan satu lagi yang agak ke selatan. Sedangkan yang di tengahnya itu kurang aktif. Sesar ini merupakan sesar geser kanan. Pada tahun 1995, Bellier and Sebrier juga mendapakan bahwa sesar ini bergerak sekitar 1,2 – 0.5 cm/tahun. Nilai pergerakan ini didapat berdasarkan perkiraan perubahan marfologi. Sesar ini memiliki laju.
Sementara di wilayah utara Aceh, juga terdapat patahan yaitu Sesar Lhokseumawe. Selain itu, juga ada Sesar Aceh Tengah yang terdapat banyak cabang, satu di antaranya mengarah ke utara Aceh. Selain itu, juga terdapat Sesar Samalanga; mulai dari Aceh Tengah sampai ke utara (Samalanga), serta juga terdapat patahan lainnya yaitu Sesar Pidie Jaya.
Prof. Emeritus H.D. Tjia (Geologis senior Indonesia), pada tahun 2011 melalui Annual Intenational Workshop on Sumatra Tsunami Disaster and Recovery (AIWEST-DR) yang dilaksanakan di Aceh memaparkan tentang patahan segmen Peusangan ini.
Dia menduga bahwa, patahan Peusangan yang bergerak secara geser-kiri menjadi penyebab gempa magnitudo 8,7 pada tanggal 28 Maret 2005.
Di daratan Aceh, patahan Peusangan bagian utara berada di Bireun dan menerus ke Selatan sampai ke Blang Pidie. Kondisi batimetri pulau Banyak yang linear juga menunjukkan bahwa kawasan tersebut zona patahan Peusangan. Di bagian utara, patahan Peusangan ini membentuk tepi lereng yang curam teras Mergui.
kota Banda Aceh diapit oleh 2 patahan aktif, patahan segmen Aceh di sisi Baratdaya dan segmen Seulimeum di sisi Timurlaut. Dari Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, patahan sumatera terpecah dua bagian. Satu segmen menerus sampai ke Indrapuri Mata Ie Pulau Breuh Pulau Nasi. Segmen ini dinamakan segment Aceh. Segment kedua menerus ke Seulimuem Krueng Raya Sabang, dan dinamakan segmen Seulimuem. “Semua itu melintas kota Banda Aceh. Banda Aceh memang cukup rawan, karena semua bersinggungan,”.
Kota Banda Aceh dibangun di atas endapan alluvium yang berumur sangat muda secara geologi (berumur Holosen). Endapan alluvium yang muda termasuk dalam kategori tanah lunah sehingga akan menimbulkan efek amplifikasi (penguatan goncangan tanah) apabila gempa bumi terjadi. Kondisi ini menjadikan kota Banda Aceh sangat rentan terhadap bahaya gempa bumi, terlebih gempa darat yang berasal dari segmen Aceh dan Seulimeum.
Daerah yang memiliki kawasan seismic gap berpotensi memiliki gempa bumi dengan energi yang sangat besar (Delfebriyadi, 2010). Salah satu kawasan seismic gap di wilayah Sumatera terdapat di Segmen Simeulue yang diduga menyimpan potensi gempa bumi sebesar 8,0 SR. Energi ini terkumpul setelah terjadi gempa bumi besar tahun 2005. Selain itu, wilayah yang termasuk kawasan seismic gap adalah Segmen Tripa (LIPI, 2010). Seismic gap adalah kawasan yang aktif secara tektonik namun sangat jarang mengalami gempabumi dalam jangka waktu yang lama.
Sekitar 100 tahun yang lalu telah terjadi gempa besar di zona sesar ini terutama Segmen Tripa pada tahun 1936 (Aceh Tenggara) sebesar 7,2 SR dan tahun 1990 di Gayo Luas dengan kekuatan 6,8 SR (Simanjuntak, 2014). Sejarah mencatat, Segmen Tripa pernah memicu gempa merusak berkekuatan magnitudo 7,3 pada 23 Agustus 1936 menimbulkan korban jiwa. Belum lama ini Segmen Tripa juga memicu gempa berkekuatan magnitudo 5,1 pada 8 Februari 2018 yang merusak beberapa rumah di Geumpang, Pidie.
Sementara itu Segmen Seulimeum juga pernah memicu gempa merusak pada 2 April 1964 dengan kekuatan magnitudo 6,5. Dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa saat itu mencapai skala intensitas VIII MMI banyak rumah rusak tingkat sedang hingga berat.
Dari ketiga segmen sesar di Aceh tersebut, hanya Segmen Aceh saja yang belum memiliki catatan sejarah gempa kuat. Segmen Aceh adalah segmen sesar aktif yang melintas di sebelah barat Kota Banda Aceh, berarah tenggara-barat laut. Segmen sesar ini memiliki laju pergeseran dua milimeter per tahun dengan magnitudo tertarget 7,2.
Selama ini di sepanjang Segmen Aceh sepi dari aktivitas gempa signifikan. Kondisi semacam ini dapat disebut sebagai zona kekosongan gempa atau seismic gap. Kekosongan gempa ini diduga karena masih dalam proses akumulasi medan tegangan (stress) di sepanjang jalur sesar.
Sebagai Penutup Artikel ini Kami Sampaikan Peta Sebaran patahan disertai Laju Geser serta Potensi Maksimum Gempa pada setiap Sesar di daratan ACEH (Lihat gambar !)
- Sesar Aceh Utara memliki Laju geser sesar 2 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,2 SR
- Sesar Aceh Sentral memliki Laju geser sesar 14 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,6 SR
- Sesar Aceh Selatan memliki Laju geser sesar 14 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,7 SR
- Sesar Seulimeum Selatan memliki Laju geser sesar 7 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,9 SR
- Sesar Batee-A memliki Laju geser sesar 6 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,0 SR
- Sesar Batee-A memliki Laju geser sesar 0,1 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,9 SR
- Sesar Tripa2 memliki Laju geser sesar 7 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,4 SR
- Sesar Tripa3 memliki Laju geser sesar 14 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,3 SR
- Sesar Tripa4 memliki Laju geser sesar 7 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 7,1 SR
- Sesar Tripa5 memliki Laju geser sesar 7 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,6 SR
- Sesar Peusangan memliki Laju geser sesar 0,5 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,8 SR
- Sesar Oreng memliki Laju geser sesar 1 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,9 SR
- Sesar Totawar memliki Laju geser sesar 0,5 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,6 SR
- Sesar Loksumawe memliki Laju geser sesar 1 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,5 SR
- Sesar Pidie Jaya memliki Laju geser sesar 1 mm/tahun dengan Maksimum Kekuatan gempa yang dapat dihasilkan 6,5 SR
Data Gempa ini menunjukan bahwa daratan Aceh pernah 3 kali di Guncang Gempa Magnitudo 7+ SR (Lihat Peta)
Berikut ini merupakan Sebaran gempa Signifikan yang di Himpun dari INATEWS BMKG
Berikut ini adalah Tabel daftar Gempa Berdampak di Daratan ACEH
UTC | Mag | Lokasi | Depth | Wilayah | Dampak | |
02-04-1964 01:11:55 | 5.2 | 5.9,95.7 | 132 | - | 30-40% bangunan rusak | |
02-07-2013 07:37:03 | 6.2 | 4.7,96.61 | 10 | Darat 35 km BD Kab. Bener Meriah, Prov. Aceh | 42 meninggal; 210 luka-luka; rusak berat 6647 unit; rusak sedang 4020 unit; rusak ringan 8234 unit; pengungsi 36905 | |
02-11-2002 01:26:11 | 7.4 | 2.824,96.085 | 30 | - | 3 meninggal; 65 luka-luka; rusak 994 bangunan | |
05-09-2011 17:55:12 | 6.7 | 2.81,97.85 | 78 | darat 59 km TL Singkil Baru-NAD | 3 meninggal; 1 luka berat; 4 luka ringan; rusak berat 432 rumah; rusak ringan 10373 rumah, 2 sekolah, 45 tempat ibadah, 14 puskesmas, 41 kantor | |
07-12-2016 22:03:36 | 6.4 | 5.19,96.36 | 10 | laut 18 km timurlaut Kab. Pidie-Jaya, Aceh | 104 meninggal; 143 luka berat; 804 luka ringan; 85161 pengungsi; rusak berat 966 rumah; rusak sedang 1073 rumah; rusak ringan 5660 rumah; rusak 400 rumah | |
12-04-1967 04:51:50 | 6.1 | 5.3,97.3 | 55 | - | rusak 5 masjid, 2059 rumah, 11 sekolah, 5 jembatan | |
15-11-1990 02:34:32 | 6.8 | 3.908,97.457 | 48 | - | 1 meninggal; 32 luka-luka; kerusakan | |
16-02-2017 19:47:09 | 5.5 | 5.18,96.19 | 14 | darat 2 km BL Kab. Pidie Jaya, Aceh | 9 luka-luka; rusak 2 rumah | |
19-09-1936 00:00:00 | 0 | 3.5,97.5 | 0 | - | 17 meninggal; beberapa rumah rusak dan retak | |
22-10-2013 05:40:34 | 5.4 | 5.02,95.89 | 10 | darat 22 km BL Kab.Pidie | 1 meninggal; 3 luka-luka; rusak 368 rumah, 9 masjid, 8 meusanah, 13 sekolah, 2 jembatan, 36 ruko, 1 pustu, 3 kantor pemerintahan |
Tidak ada komentar